ELLA, KAU TERGETAR PADA APA YANG
SEBENTAR
Sekedar catatan/kesan terhadap
“Impermanence 36 Hours” karya Ella Wijt
oleh dwi s. wibowo
Kita semua tahu, tak ada daging
dalam televisi. Aih, jangan percaya televisi diciptakan dari darah. Jangan
salahkan lelaki yang rambutnya tidak bisa di sisir. (Afrizal
Malna, Bush dan Rambut yang Tak Bisa Disisir)
Seni
rupa, sebagaimana (potongan) puisi di atas adalah suara-suara zaman yang ingin
didengar. Saya berikan ilustrasi berupa potongan puisi Afrizal malna di atas “Bush
dan Rambut yang Tak Bisa Disisir”. Afrizal menanggapi issue pertentangan antara
Bush (Amerika)