oleh Dwi
S. Wibowo
"Janger" karya Ni Nyoman Sani |
—happines is the secret of all beauty,
there
is no beauty without happiness (Dior)—
Kecantikan adalah hal mendasar (esensi) yang
dimiliki oleh setiap wanita, tanpa membedakan ras, warna kulit, ataupun status
kekayaan seseorang. Sebagaimana diungkapkan oleh seorang desainer prancis,
yaitu Christian Dior bahwasanya kecantikan dapat terpancar hanya dari sebuah
kebahagiaan.
Hal senada juga terdapat dalam karya-karya
dari seorang perupa perempuan Bali kelahiran Sanur, yaitu Nyoman Sani. Dalam
pameran tunggal bertajuk “Beauty” yang digelar Lestary art space pada 6 Maret
2015 ini, perempuan yang tahun ini genap menyandang usia 40 tahun itu dalam
salah satu karyanya yang bertajuk “Janger” menghadirkan lukisan dari lima
perempuan yang berdiri sama tinggi, masing-masing mengenakan gaun dengan
warna-warna cerah sekaligus ekspresi wajah yang ceria, seolah di antara mereka
tidak ada beban yang membelenggu.
Berbeda dengan kebanyakan perupa perempuan
lainnya yang kompak mengangkat isu feminisme atau ketidakadilan gender yang
seringkali dialami kaum wanita dalam kebudayaan patriarki, Nyoman Sani justru
memilih untuk berdiri di sisi yang berseberangan. Dalam pandangannya, perempuan
tidak lagi mengalami diskriminasi sebagaimana banyak diperjuangkan kaum
feminist, melainkan di era yang serba terbuka ini dengan segala bentuk kemajuan
teknologi telah ada demokratisasi terhadap posisi perempuan, baik dalam
keluarga maupun dalam pergaulan sosial. Mereka memiliki peluang yang sama
dengan kaum laki-laki dalam menentukan pilihan hidupnya, seperti misalnya dalam
memilih pekerjaan, atau bahkan memilih pasangan.
Salah satu hal yang mengindikasikan gagasan
tersebut adalah ekspresi wajah dan gestur dari setiap model yang dilukis oleh Nyoman
Sani yang selalu tampak ceria dengan mengenakan gaun-gaun yang modis.
Sebagaimana kehidupan wanita di kota-kota besar, fashion adalah bentuk gaya
hidup yang tidak mungkin dipisahkan dari keseharian mereka. Setiap momen yang
mereka lalui senantiasa digunakan sebagai kesempatan untuk menunjukkan jati
diri seluas-luasnya dengan terbiasa menampilkan profesi dan cita rasa tinggi
yang mereka miliki sebagai sebuah kebanggaan.
Bagi mereka, fashion telah menjadi bahasa
yang dapat mengungkapkan kebebasan berekspresi dalam pergaulan sosial. Penilaian-penilaian
publik terhadap seorang perempuan juga seringkali dilakukan berdasarkan pada
pilihan gaya ataupun mode yang ia kenakan. Pilihan gaya atau mode dianggap
mewakili karakter kecantikan yang memancar dari dalam dirinya. Banyak perempuan
yang akhirnya saling berlomba-lomba menjadi yang terbaik dengan mengenakan
gaun-gaun yang paling sesuai dengan karakter dirinya.
Lukisan-lukisan karya
Nyoman Sani adalah sebuah potret dari kehidupan para wanita urban di kota-kota
besar yang bergelimang tawa, mode, dan kecantikan. Maka, melalui pameran yang
dihelat di Lestari art space dengan tajuk “Beauty” inilah
kita turut merayakannya.*) catatan ini merupakan preview dari pameran Ni Nyoman Sani yang bertajuk "Beauty" di Lestari ArtSpace (maret-april 2015), dipublikasikan saat pameran berlangsung dan versi bahasa inggrisnya yang diterjemahkan oleh Citra Sasmita dimuat di majalah BaliArts
Tidak ada komentar:
Posting Komentar